Sunday, December 18, 2011

Program Inovasi Pemberantasan Buta Huruf di Dunia

JAKARTA - Masyarakat Indonesia ditantang untuk mencetuskan ide-ide inovatif dalam upaya pemberantasan buta huruf di dunia. 

Melalui kompetisi bertajuk "Semua Anak Membaca: Sebuah Tantangan Besar untuk Pembangunan", para pelaku bisnis, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lembaga pendidikan di Indonesia diundang untuk berpartisipasi dalam kompetisi global sebagai upaya meningkatkan angka melek huruf dunia.



Program tersebut merupakan hasil kolaborasi US Agency for International Development (USAID), Australian Agency for International Development (AusAID), World Vision, dan Departemen Pendidikan Amerika Serikat.

Direktur USAID untuk Indonesia Glenn Anders menyatakan, program senilai USD20 juta ini bertujuan untuk mendukung inovasi tepat guna dan berkelanjutan yang akan meningkatkan melek huruf anak-anak di negara-negara berpenghasilan rendah.

"Sebagai bagian dari Kemitraan Komprehensif AS-Indonesia, kami membantu Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca, matematika dan keterampilan ilmu pengetahuan yang akan memberi masa depan yang lebih baik bagi jutaan anak-anak," ujar Anders seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada okezone, Minggu (25/12/2011).

Wakil Presiden Senior Program Internasional di World Vision, Kent Hill, memaparkan program ini bertujuan membantu anak-anak, terutama perempuan, mendapatkan akses ke pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar yang sangat baik dengan memperkuat keterlibatan masyarakat dan mendorong lingkungan yang efektif untuk belajar.

"Kami berharap bahwa Semua Anak Membaca tidak hanya akan meningkatkan membaca, tetapi akan menanamkan semangat untuk membaca dan keinginan untuk belajar seumur hidup di antara jutaan anak-anak di negara berkembang," Hill mengimbuhkan.

Peminat kompetisi ini dapat mengirimkan ide-ide inovasi mereka dalam bahan pelajaran dan pengajaran, dan data pendidikan yang lebih baik untuk meningkatkan pengambilan keputusan, transparansi, dan akuntabilitas. Program percontohan yang berhasil memiliki kemungkinan untuk diaplikasikan di negara-negara berkembang.

Tenggat waktu pengumpulan materi kompetisi adalah 31 Januari 2012 pukul 2:00 pm waktu bagian timur AS.  Informasi lebih lanjut dapat disimak di www.allchildrenreading.org


sumber: okezone.com

Saturday, December 10, 2011

Left Handed? Is it Wrong?

Yes,
I am Left hander.
But, Is it wrong?
Is it a kind of disorder?
No,
I'm normal, same like other.





Aku kidal, udah dari kecil.
Dari TK, kalo belajar nulis, aku suka nulis di halaman paling belakang buku posisi terbalik, kayak nulis arab. Tulisannya pun gak sama kayak yang lain (ya iyalah). Pokoknya kayak nulis arab.
Ibuku dulu pernah marahin aku karena suka pake tangan kiri waktu nulis. Tangan kiri jelek lah, apalah, seperti stereotip yang berkembang di masyarakat. Sampai suatu ketika, tangan kiri q di pegang dari belakang ama ibuku and aku disuruh nulis. Terang aja aku gak mau, aku gak bisa nulis pake tangan kanan, langsung deh nangis :D. Sejak saat itu, ibuku gak pernah lagi nyuruh nulis pake tangan kanan. Beliau Cuma berpesan nulis bole pake tangan kiri, tapi makan,salam, dll, harus pake tangan kanan. Deal, i promise MOM. :)
Banyak dari masyarakat yang nganggep aku biasa aja, maksudnya kekuranganku gak berarti banyak buat mereka. Toh yang penting sopan santun dan perilaku ku baik kok. :D
Waktu SD kelas tiga ada penyuntikan (lupa aku dulu suntik antibiotik, cacar, ato apa ,:D). Nah, si Dokter itu tidak tahu kalo aku kidal. Aku aja ampe dipegangin supaya gak lari waktu itu. Soalnya, aku takut disuntik. Sakit. Nah, the worst thing is tangan kiriku disuntik dan sakit tentunya buat gerak. Mana abis itu masih harus masuk kelas buat nyatet pelajaran lagi. Hmm, kepaksa deh, nulis sambil meringis, :(.
Sampai suatu ketika, saat masuk SMA, pas nulis formulir di kelas, ada guru yang negur aku. Kata Beliau, gak boleh nulis pake tangan kiri, pokoknya besok kalo liat aku, harus bisa nulis pake tangan kanan. Nulis pake tangan kanan itu harus dibiasain. Jlebb.. Apa pula ini. Sampai rumah, aku langsung latihan nulis pake tangan kanan, gara-gara takut ama bu guru ini. Hasilnya lumayan. Lumayan jelek maksudnya, hehe. Tapi yang penting bisa dibaca walaupun nulisnya pelan-pelan, :D. Itu buat persiapan kalau bu Guru liat aku, langsung pindah posisi nulis pake tangan kanan, hehe.
Seiring berjalan waktu, dan sekarang aku udah mulai kuliah. Banyak hal yang berbeda kurasakan saat aku mulai kuliah. Temen, organisasi, kemandirian, tugas, dan yang terakhir kursi. Yup, kursi. Kursi di kuliah itu emang diciptakan buat yang nulis pake tangan kanan, titik. Berbeda banget ama saat SD, SMP,bahkan SMA. Alat bantu tulis (ceilah,!) meja saat itu diciptakan untuk 2 tangan, tangan kanan bisa, tangan kiri pun bisa. Hehe. Tapi, untuk yang satu ini, nyerah dah gue. Tempat tangan pun hanya ada di kanan. Terpaksa deh, harus nulis sambil badan miring ke kanan. Tersiksa, iyalah. Gak nyaman kok buat nulis. Tapi mau bagaimana lagi, mau nyari di mana kursi yang khusus buat tangan kiri seperti aku. Masak harus bawa dari rumah -__-.
But, it's ok lah, semua pasti ada hikmahnya. Aku gak minder kok bertangan kidal. Orang tua ku juga ngedukung aku sepenuhnya. :D, Aku yakin Allah SWT telah menyiapkan rencana indah untukku, I believe that will comes true. :D.
So far, kidal itu apa sih?
Let's check it out...
The term handedness describes a characteristic form of specialization whereby a person by preference uses one hand for clearly identified activities, such as writing. For example, a person who uses his or her right hand for activities requiring skill and coordination (e.g., writing, drawing, cutting) is defined as right-handed. Roughly 90% of humans are right-handed. Because left-handed children who are forced to write with their right hand sometimes develop the ability to write with both hands, the term ambidexterity is often used in everyday parlance to denote balanced handedness.
Lefties have long suffered. In India and Indonesia, eating with the left hand is considered impolite. Chinese characters prove extremely difficult to write with the left hand. Not so long ago, teachers slapped the wrists of left-handed American elementary students.
"The big myth is that the right side of the brain is somehow a creativity bull's-eye. That's not the case, and doesn't have anything to do with handedness. You need resources from both sides of your brain to be creative. All people use both sides of the brain," Wolman told LiveScience.
Nah, intinya, tangan kidal itu, lebih banyak menggunakan tangan kiri daripada tangan kanan di segala aktivitas. Terkadang, anak yang bertangan kidal dipaksa untuk menulis menggunakan tangan kanan yang mengakibatkan dia bisa menggunakan kedua tangannya untuk menulis, tapi tidak semuanya. Soalnya, aku susah nulis pake tangan kanan. Bukannya males buat latihan, tapi ni tangan kayak kaku, kagok, apalah namanya buat nulis, hehe. Mungkin aku termasuk pengecualian kali yak, bukan ambidexterity, hehe #ngeles.
Nah, katanya, tangan kidal itu lebih dominan otak kanannya. Sedangkan pengguna tangan kanan lebih dominan otak kirinya. Tapi, menurut artikel di atas, tidak ada hubungannya kreatvitas dengan menggunakan salah satu bagian otak yang dominan. Kita membutuhkan keduanya untuk bisa kreatif. Hmm, masuk akal. Hehe.
So, what's on your mind about left-handedness??
:D

Source: Left-handedness: Does it mean anything. http://emedia.leeward.hawaii.edu/hurley/Ling102web/mod5_Llearning/mod5docs/handedness.pdf. Diakses tanggal 1 Desembber 2011

Saturday, November 26, 2011

Blog fest FISIP 2011

Sebenernya sih nemu acara ini gak sengaja saat nyari tugas digilib. Sebenarnya sih, keyword yang aku masukin gak ada hubungannya (jauh malah, ^_^) sama sekali. hehe. Soalnya, nemunya di pesbuk. (lebi konsen ke pesbuk malah, gara2 nyari tugas gak ketemu) #efektugasbejibun.
ah, udahlah. Fokus ke acara, ^_^



Well,
Acara blogfest fisip UNS 2011 ini merupakan acara tahunan yang digelar oleh FISIP UNS dan ini merupakan kali kedua mereka menyelenggarakan event spesial ini. Sekedar info aja, blogfest ini diadakan pada tanggal 8 Desember 2011 nanti.

Nah, buat kamu yang interest ama blogging dan kamu mahasiswa fisip UNS tentunya, join aja. Gak ada salahnya kan. :) Ngeblog itu gak harus expert dalam bidang komputer kok. Semua orang BISA. Saya aja yang calon GM perpustakaan (amieenn, wish me luck, ^_^) bisa, kenapa loe kagak, hehe (padahal baru daftar, f^^',). Emang sih, awal-awalnya cuma curcol, tapi lama kelamaan akan bisa expert sesuai goal kamu. Fighting :)

Nah, jika kamu belum jadi member, kita harus registrasi dulu. Caranya? Gampang, hehe.
1. Buka website blogfest fisip uns

2. klik register blog

3. Isi form yang telah disediakan. Isi yang bener yak, :D

4. Ada 2 pilihan alamat blog kamu, pilih salah satu yak, pilihannya:
5. Klik OK.
6. Setelah itu, pemberitahuan diterima akan dikirimkan ke email kamu, paling lambat 3x24 jam setelah mendaftar.

Selamat Mencoba, :D

Saturday, November 5, 2011

Setting Logon Screen

Bosan dengan tampilan logon screen yang sama setiap kali menghidupkan komputer / Notebook? Don't worry, :) Ada software serbaguna yang bisa mengubah tampilan logon screen anda. Software unik itu bernama tune up utilities 2012. Caranya pun sangat mudah. Berikut ini step-stepnya :



1. Buka software tune up utilities 2012.
Bila tak punya, jangan khawatir, nih tak kasi link downloadnya: tune up utilities, :D

2. Buka menu bar customize windows
3. Klik icon logon screen
4. klik create new untuk membuat logon screen baru
5. pada menu select image, ada 3 opsi, bisa dari drive komputer kita, capture dari kamera langsung, atau dari google. 6. Setelah memilih, klik save logon screen.

7. aktifkan logon screen dengan klik kanan activated

8. Voilaa, logon screen kamu berubah menjadi lebih cantik. :)

Sunday, October 16, 2011

Membuat Cloud

Cloud adalah semacam label pada blogger yang bisa kita modifikasi sesuai keinginan kita. Nah, ada cara praktis untuk membuat cloud ini yaitu dengan membuatnya di website tagul.

Caranya mudah sekali. Pertama-tama kita diharuskan untuk sign up / mendaftar terlebih dahulu.

Kemudian, kita diwajibkan sign in dengan password yang telah dikirimkan tagul untuk kita.

Setelah itu, kita dapat mempersonalisasi cloud yang kita inginkan di tag my clouds.

Setelah selesai, tinggal di share. Mudah bukan? Coba aja sendiri. ^^,

Saturday, October 15, 2011

Biografi S. R. Ranganathan

Shiyali Ramamrita Ranganathan merupakan salah satu tokoh ilmu perpustakaan. Beliau juga dijuluki sebagai Bapak ilmu perpustakaan.

Biografi singkat dari Shiyali Ramamrita Ranganathan
yaitu:
  • Lahir pada tanggal 9 Agustus 1892 di Shiyali, Madras, India.
  • Bersekolah di Sekolah Tinggi Hindu di Shiyali, di Madras Christian College (di mana Beliau mengambil gelar BA dan MA dalam matematika pada tahun 1913 dan 1916), dan di fakultas keguruan, Saidapet.
  • Pada tahun 1917 Beliau bergabung dengan universitas negeri di Mangalore.
  • Dari tahun 1920 sampai 1923 Beliau kemudian mengajar di Universitas Negeri Coimbatore, dan di Universitas Madras, pada 1921-1923.
  • Pada tahun 1924 Beliau diangkat sebagai pustakawan pertama dari Universitas Madras, dan untuk menyesuaikan dengan jabatan, Beliau pergi ke Inggris untuk belajar di Universitas Negeri di London.
  • Tahun 1925 sampai 1944 Beliau mengambil pekerjaan di Madras sampai 1944.
  • Tahun 1945-1954 Beliau menjabat sebagai pustakawan dan sebagai profesor ilmu perpustakaan di Universitas Hindu di Varanasi (Banaras), dan 1947-1954 Beliau mengajar di Universitas Delhi.
  • Tahun 1954-1957 Beliau terlibat dalam penelitian dan penulisan di Zürich.
  • Beliau kembali ke India pada tahun terakhir dan menjabat sebagai profesor tamu di Universitas Vikram, Ujjain, sampai tahun 1959.
  • Pada tahun 1962 Beliau mendirikan dan menjadi kepala Pusat Dokumentasi dan Penelitian Pelatihan di Bangalore, dan pada 1965 Beliau diberi penghargaan oleh pemerintah India dengan gelar profesor riset nasional di ilmu perpustakaan

Prinsip-prinsip SR. Ranganathan dituangkan dalam 5 hukum dari Ilmu Perpustakaan atau Five Laws of Library Science adalah pertama dan, sampai saat ini, satu-satunya definisi yang jelas dari suatu fungsi-fungsi dan tanggung-jawab perpustakaan. Meski dapat dikatakan bahwa Hukum tersebut menuntut perenungan dan pengalaman sebelum menuju kepada kesempurnaan untuk digunakan sebagai petunjuk penting untuk pustakawan-pustakawan dengan potensi yang ada, untuk merencanakan dan menyediakan jasa pelayanan di dalam semua jenis perpustakaan.
Five Laws of Library Science yang diungkapkan oleh SR. Ranganathan adalah :
1) Books are for use
Penekanan pada hukum yang pertama ini adalah bahwa perpustakaan harus mendapatkan pustaka dan membuat bahan perpustakaan tersebut mudah untuk digunakan oleh pemustaka , karena prinsip dasar hukum yang pertama ini mengandung dasar bahwa buku itu ada untuk digunakan.
2) Every reader his/her book
Hukum kedua ini mengungkapkan isu perdebatan yang fundamental antara harga koleksi dengan kebutuhan dasar pemustaka yang harus bisa mengakses koleksi yang mereka butuhkan. Hal ini membuat pengadaan menjadi sesuatu yang sangat penting, pengadaan harus mengakomodir kebutuhan pemustaka.
3) Every book, its reader
Hukum ini menekankan pada isu dasar tentang open access atau layanan terbuka sebuah perpustakaan. Open access artinya bahwa koleksi dapat diakses dengan bebas oleh pemustaka. Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya, ketika ada pemustaka akan mengakses koleksi tertentu, maka koleksi tersebut harus pasti dapat ditemukan. Hal ini adalah menjadi tugas pustakawan dalam menjamin bahwa hubungan antara koleksi dengan pemustaka harus harmonis, dan kecepatan akses dalam penemuan kembali koleksi di perpstakaan harus dimaksimalkan.
4) Save the time of the reader
Kebijakan harus dirumuskan sesuai dengan kebutuhan pemustaka Jangan sekali kali membiarkan pemustaka kebingungan dan membutuhkan waktu yang lama dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Informasi yang dikumpulkan dan diolah perpustakaan harus disesuaikan dengan tujuan perpustakaan serta harus disesuaikan dengan lingkungan perguruan tinggi, kebiasaan dan sikap pemakai serta kebutuhan informasinya.
5) A library is a growing organism
Hukum kelima ini memberitahu kepada kita bahwa yang terpenting dari perpustakaan adalah bahwa perpustakaan itu selalu tumbuh dan berkembang serta berubah dan akan selalu mengalami hal seperti itu. Koleksi perpustakaan selalu bertambah dan berubah, teknologi terus berkembang mau dan budget juga selalu mengikuti perubahan itu. Perubahan-perubahan yang kompleks tersebut harus diantidipasi dan diimbangi dengan manajemen yang baik.


Sumber:
May, Michael. Shiyali Ramamrita Ranganathan. http://w3.uniroma1.it/vrd/mathematics/I-Ranganathan.html. Diakses tanggal 17 September 2011
Sri Rohyanti Zulaikha. 2009. Five laws of library science. http://pustakasiana.blogspot.com/2009/07/five-laws-of-library-science.html. Diakses 12 Oktober 2011


Monday, September 12, 2011

Google Plus (G+)

Kalo dipikir-pikir, udah banyak jejaring sosial yang muncul mulai dari aku SMA. Starting from mig33, mxit, friendster, facebook, skype, plurk, twitter, dan masih banyak lagi lainnya. Dan sekarang google menerbitkan google plus untuk meramaikan jejaring sosial saat ini. Haduh, intronya ngebosenin yak. :) Sorry...

Langsung saja yak, Google+ ini isinya ada lingkaran-lingkaran, permainan, aliran, de el el. Banyak banget yang ingin coba jejaring ini, namun mereka harus bersabar karena orang yang di invite lah yang bisa menikmatinya. Walaupun masih versi beta, tapi udah lumayan kok.
hehe. . Tapi sekarang, udah gak butuh diinvite, kalian bisa buat langsung akunnya kok. Sudah bisa diakses semua orang.
Gambarnya google + ku, seperti yang di bawah ini nih, :)



Saturday, September 3, 2011

Aplikasi Android

Banyak banget aplikasi yang bisa dipasang di system android. Semua itu juga bisa didapat dengan mudah di pasar online khusus untuk android yaitu android market. Aplikasi yang ditawarkan di sana juga beragam baik yang free ataupunn yang berbayar.

Selain di android market, kita juga bisa mencari di mbah Google. Namun, ada aplikasi yang langsung bisa dipake, ada pula yang harus di "root" dulu. "Root" itu berarti mengubah sistem android agar user punya akses penuh ke sistem tersebut. Namun, kamu harus hati-hati yak kalo mutusin mau root hape kamu. Soalnya, bila ada file sistem yang ke delete ato di move, bisa-bisa hang ato malah mati tuh hape. hehe. Nah, berikut ini beberapa aplikasi yang "must have" di hape android kamu. ^_^

  • widget locker
Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk memodifikasi tampilan hape kamu. Widget ini bisa digunakan untuk mengubah tampilan wallpaper, lock screen, slider, button, de el el. Bila bosan dengan tampilan hape kamu, tidak ada salahnya kan nyoba aplikasi ini. hehe.

Berikut ini link downloadnya: widgetlocker

Selain itu masih banyak lagi aplikasi locker yang lainnya, seperti crazy home.apk, de el el.



  • Aplikasi pro launcher
aplikasi ini juga hampir sama dengan widget locker. tapi lebih lengkap fiturnya. (menurutku sih, hehe), misalnya adw launcher.apk



  • Aplikasi Piano
Nah, ini aplikasi yang kusuka, hehe. Soalnya dari dulu pengen beli piano kagak pernah kesampaian, baru sekarang dapet aplikasinya saja sudah seneng banget. hehe.

Kalo mau download, klik disini: piano appplication



  • Picsay
Aplikasi picsay ini digunakan untuk mengedit foto. Nah, karena aku termasuk orang yang suka otak atik foto, picsay ini must have lah pokoknya. Di android market ada kok. Free pula. hehe. Fiturnya lengkap mulai dari kasi text, ampe edit warna, de el el.



  • Iquran
Ini merupakan versi digitalnya AlQuran. Fiturnya yaitu ada arabnya, translate nya, bahkan ada suaranya. Namun, suara lantunan itu hanya bisa didengar di versi yang pro saja. Tapi yang versi basic nya aja udah lumayan kok. hehe



  • Kamus
Karena aku termasuk orang pelupa, makanya kamus ini merupakan aplikasi jitu buat ngapalin kamus (*heh?) jaskid, hehe. Fungsinya kalo loe entar ketemu orang asing, nah gunain kamus loe buat bisa omong2. Lumayan berguna lah kalo entar kesasar jalan, bisa tanya tanpa pake bahasa tubuh. hehe. Di android market banyak banget yang nawarin widget yang satu ini, mulai yang pro berbayar, trial, ampe yang free pun ada. Dipiliih, dipiliihh. :)



Sebenarnya buat aku, masih banyak lagi aplikasi yang must have di hape android. Tapi cukup segini dulu yak, lanjut entar-entar. hehe.

Thursday, July 28, 2011

Cara Backup Driver Komputer

Tips komputer kali ini adalah tentang Cara Backup Driver Komputer. Dimana backup driver sangat bermanfa’at apabila kita ingin menginstal ulang Windows, tapi CD drivernya hilang. Dan apabila anda sudah membackup driver, jadinya anda tidak perlu susah-susah mencari driver komputer anda di internet.

Software yang kita gunakan untuk Backup Driver adalah Driver Genius. Link download softwarenya ada dibawah ini.

DOWNLOAD SOFTWARE

Dan berikut cara backup driver komputer :

  1. Buka Driver Genius, pilih menu Backup Drivers dan pada Select the drivers you want to backup, centang opsi Current Used Drivers. Karena driver yang kita butuhkan cuma yang tidak bawaan Windows. Kalau sudah klik Next.
  2. Pada bagian Select the backup type, anda bisa memilih jenis backupnya. Untuk ini, saya pilih ZIP Archive. Setelah itu tentukan lokasi penyimpanan backup dengan klik Browse. Lanjut klik Next.
  3. Tunggu sampai proses backupnya selesai. Kalau sudah selesai, klik Finish dan buka lokasi anda menyimpan backup tersebut.


Nah, sekian Tips Komputer tentang cara backup Driver. Semoga tutorial sederhana bermanfaat bagi anda semuanya. ^_^
SELAMAT MENCOBA

sumber : http://www.binushacker.net/cara-backup-driver-komputer.html

Thursday, June 2, 2011

Penerimaan Mahasiswa Diploma III Baru

Tak terasa sudah memasuki musim penerimaan mahasiswa baru. Untuk calon mahasiswa baru, khususnya diploma UNS, ini aku kasih link leaflet spmbnya.

Leaflet PMDK Diploma UNS

Leaflet SPMB UTUL UNS
Leaflet Jadwal tes khusus diploma UNS.

Ok, segitu dulu. Ntar kalo keterima jangan lupa say hai yak, :).

Citra Pustakawan dan Penyebabnya

CITRA PUSTAKAWAN
1. Definisi Citra
Definisi citra menurut Bill Canton adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personil, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Jadi dapat disimpulkan, citra adalah kesan yang muncul karena pemahaman suatu informasi mengenai berbagai kebijakan, personil, produk / jasa suatu organisasi / perusahaan.

Citra adalah realitas karena orang hanya dapat bereaksi terhadap apa yang mereka alami dan mereka rasakan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut.

2. Jenis Citra
Frank Jefkins dalam bukunya public relations (1984) dan buku lainnya essential of public relations (1998) mengemukakan jenis citra, antra lain:
a. Mirror Image (Citra Bayangan)
Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.

b. Current Image (Citra yang Berlaku).
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.

c. Multiple Image (Citra Majemuk).
Citra majemuk yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.

d. Corporate Image (Citra Perusahaan).
Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

e. Wish Image (Citra Yang Diharapkan).
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.

3. Citra Pustakawan
Dalam permasalahan citra, menurut Cram ada beberapa komponen yang selalu dibicarakan berkaitan dengan profesi pustakawan, yaitu penampilan dan kepribadian, serta status dan gaji. Dua pasang kriteria tersebut selalu diperbandingkan dengan profesi lain. Sayangnya, kita selalu merasa berada di tingkat bawah. Padahal ada suatu keunggulan lain, namun tidak kita sadari, antara lain bahwa profesi kita merupakan profesi yang layak dipercaya. Buktinya pustakawan selalu berbicara sesuai dengan apa yang dia ketahui. Keadaan ini mengingatkan kita pada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa hanya orang yang berilmu yang akan menghargai ilmu. Hanya masyarakat terdidik yang akan menghargai pustakawan. Hal ini dikarenakan citra pustakawan merupakan cermin realitas bangsa. Citra pustakawan yang selama ini muncul diantaranya adalah: a. Profesi pustakawan kurang diakui sepenuhnya oleh masyarakat
Profesi pustakawan di Indonesia relatif baru apabila dibanding dengan profesi lain seperti kedokteran, advokat, guru, wartawan, dan lainnya. Oleh karena itu wajar apabila dalam perjalanannya masih mencari bentuk dan menyesuaikan diri. Dalam proses ini dihadapkan pada beberapa kendala antara lain menyangkut pada pengakuan terhadap ilmu perpustakaan dan profesi pustakawan, rendahnya kinerja pustakawan, dan kurangnya perhatian pada perpustakaan.

b. Pustakawan sebagai orang yang tidak selalu memiliki gelar sarjana, apalagi master.
Faktanya, sebagian anggota masyarakat terdidik kita (baca: akademisi) juga masih ada yang memandang profesi pustakawan dengan sebelah mata. Sebagian yang lain berpandangan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan tidak harus menempuh jenjang pendidikan tinggi, seperti sarjana dan pascasarjana, namun cukup lulusan sekolah menengah dengan tambahan mengikuti kursus kepustakawanan selama satu atau dua tahun. Malah ada yang lebih ekstrim lagi cukup dengan mengikuti satu dua seminar/ pelatihan/ workshop kepustakawanan dan dengan bekal satu dua sertifikat saja mereka bisa dengan mudah menyandang titel pustakawan. Padahal untuk menjadi profesi pustakawan diperlukan berbagai keahlian khusus yang menunjang profesi tersebut.
Yang tidak kalah menariknya adalah sebuah kenyataan bahwa keterpurukan citra pustakawan dirusak oleh “pustakawan” sendiri. Pada saat ini kita sedang menyaksikan sebuah fenomena yang memilukan, yaitu para pengelola perpustakaan merasa malu atau minder mengenalkan dirinya sebagai pustakawan. Sampai ada seseorang yang latar pendidikan sampai jenjang S2 perpustakaan, akan tetapi tidak digunakan untuk menunjang kariernya sebagai pustakwan, malah memilih menjadi peneliti pusdokinfo dengan alasan predikat peneliti lebih keren daripada pustakawan. Demikian juga di kalangan mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan, apabila ditanyakan tentang jurusan yang diambilnya, biasanya dengan malu-malu mengatakannya. Begitu juga banyak terjadi di perusahaan-perusahaan besar, bidang dokinfo—yang perpustakaan berada di dalamnya—menjadi bidang untuk menampung orang-orang “buangan.” Ditempatkan di bagian perpustakaan sama dengan dimasukan kedalam “peti mati” atau karirnya telah berakhir.
Citra tersebut bisa dirubah karena menarik tidaknya profesi pustakawan tergantung pada diri pustakawan itu sendiri. Sebab secara formal pemerintah telah mengakui dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara (Menpan) Nomor:33/Men/Pan/1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian direvisi menjadi SK Menpan Nomor:132/Kep/M/Pan/12/tahun 2002. Selain itu pustakawan telah memiliki organisasi profesi sebagai wadah yang menampung, merespon, membela, menyalurkan, membina dan mengembangkan anggotanya, baik dalam ruang lingkup nasional yang bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Congress of South East Asean Librarians (Consal) untuk tingkat regional, maupun tingkat internasional yang bernama International Federation of Library Associations (IFLA), serta masih banyak forum atau organisasi yang lain.

c. Tunjangan untuk pustakawan sedikit

Pemeritah menghargai pustakawan sama halnya dengan masyarakat umum. Dari semua jenis fungsional yang ada, pustakawan berada pada “kasta” yang paling rendah, tentu saja dengan tunjangannya pun yang paling sedikit. Berikut ini merupakan perbandingan tunjangan jabatan berdasarkan jenis jabatannya, yaitu:
No. Jenis Jabatan Jenjang Jabatan Tunjangan Jabatan
1 Peneliti Utama 1.118.000
2 Perencana Utama 1.118.000
3 Perekayasa Utama 1.118.000
4 Pranata Komputer Utama 1.000.000
5 Perpustakaan Utama 500.000
6 Arsiparis Utama 500.000
Sumber: diolah dari Profil Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Badan Kepegawaian Negara, 2004.
Sedangkan sekarang menurut perpres nomor 47 tahun 2007 tentang jabatan fungsional pustakawan, tunjangan untuk pustakawan sudah bertambah menjadi 700.000 rupiah.

d. Penampilan Pustakawan
Pustakawan dalam melayani pengunjung / pengguna perpustakaan, dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin, karena penampilan merupakan hal yang pertama dilihat oleh pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan awal yang baik, akan memberikan kesan pertama yang baik pula terhadap pengunjung / pengguna perpustakaan,sehingga akan timbul rasa kagum, simpati, dan hormat terhadap pustawawan/karyawan perpustakaan. Dengan penampilan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif. Hal ini dikarenakan penampilan merupakan citra perpustakaan dimata pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan yang baik, citra atau image perpustakaan juga akan baik, demikian pula sebaliknya.
Dalam prakteknya, penampilan seseorang tidak dapat dibohongi, artinya penampilan tidak dapat dibuat-buat namun harus dihayati dan dilakukan dengan penuh keikhlasan (kerelaan), Hilangkan rasa keterpaksaan dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, karena hal ini akan mengakibatkan penampilan menjadi tidak baik.

B. PENYEBAB TERJADINYA CITRA PUSTAKAWAN
Pustakawan sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka memposisikan pustakawan sebagai penjaga dan perawat buku dalam sebuah perpustakaan. Hal ini terjadi, karena pustakawan sendiri tidak mau bangkit dari pekerjaan rutin yang bersifat teknis belaka, diantaranya mengolah bahan pustaka, pelayanan sirkulasi, merawat buku-buku dan sebagainya. Berikut yang membuat citra pustakawan menjadi kurang baik :
1. Pustakawan kaku
Pustakawan sering menunjukkan ketidaksiagaan dalam memberikan pelayanan, sehingga terkesan kaku dan acuh kepada pengguna. Pengunjung sering merasa tidak nyaman, suasana kaku dalam perpustakaan, karena sikap petugas yang kurang luwes menyambut mereka. Perpustakaan menjadi tempat yang menyeramkan untuk dikunjung, karena pelayanan yang kurang memuaskan. Pengguna seharusnya merasakan perpustakaan seperti rumah mereka sendiri dengan pustakawan yang selalu bersahabat dan welcome kepada mereka.

2. Pustakawan tenaga buangan
Hal yang sangat disayangkan, pendapat yang mengatakan pengawas yang ditempatkan di perpustakaan tak lebih sebagai tenaga buangan. Artinya, sumber daya manusia yang ditempatkan di perpustakaan hanyalah orang-orang yang tidak mempunyai keahlian atau yang bermasalah. Alasan lain yang sering dikemukakan, karena pekerjaan di perpustakaan dapat dilakukan oleh setiap orang. Dengan demikian pustakawan tak lebih sebagai tenaga administrasi serta penjaga dan perawat bukus saja, tanpa memperhatikan tugas yang sebenarnya. Ironisnya dari lembaga induk juga tidak dapat memasang target ke depan bahwa syarat minimal tenaga pustakawan adalah memiliki keahlian di bidang perpustakaan, sehingga image terhadap perpustakaan khususnya pustakawan semakin terpuruk. Kehadiran sumber daya manusia yang handal akan menjadi partner bagi perpustakaan dalam rangka memberikan pelayanan. Tentu saja dengan dukungan sarana prasarana penunjang yang lengkap dan up to date.

3. Pustakawan tidak selalu memiliki gelar sarjana
Sebagian anggota masyarakat kita masih ada yang memandang bahwa untuk menjadi seorang pustakawan tidak harus menempuh jenjang pendidikan tinggi, seperti sarjana dan pascasarjana, namun cukup lulusan sekolah menengah dengan tambahan mengikuti kursus kepustakawanan selama satu atau dua tahun. Malah ada yang lebih ekstrim lagi cukup dengan mengikuti satu dua seminar/ pelatihan/ workshop kepustakawanan dan dengan bekal satu dua sertifikat saja mereka bisa dengan mudah menyandang titel pustakawan. Padahal untuk menjadi profesi pustakawan diperlukan berbagai keahlian khusus yang menunjang profesi tersebut.

4. Kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap lembaga perpustakaan di Indonesia.
Menurut Totterdell (2005), pustakawan masih memiliki masalah dalam hal citra dan status. Dia juga mengatakan bahwa dalam beberapa hal, masalah tersebut terlihat lebih buruk pada pustakawan akademik yang secara terus menerus berjuang untuk mendapatkan pengakuan atas kontribusi mereka yang sangat besar di lembaganya. Bahkan di Inggris, status, gaji dan citra pustakawan pada semua tingkatan dan unit-unit informasi selalu menjadi masalah, dan kebanyakan praktisi di sektor ini yakin bahwa situasi tersebut lebih memburuk daripada berkembang. Kondisi tersebut secara tidak disadari telah membentuk suatu kondisi dimana untuk menjadi masyarakat cerdas dibutuhkan perpustakaan, bukan pustakawan. Artinya, persoalan pustakawan menjadi persoalan internal lembaga perpustakaan, bukan persoalan masyarakat.

5. Tidak adanya standarisasi tugas.
Pustakawan tidak memiliki acuan yang jelas dalam memberikan layanan sehingga cenderung menggunakan standar pribadi masing-masing sehingga berpengaruh pada pelayanannya bagi pengguna yang berdampak munculnya citra pustakawan itu sendiri.

6. Tidak ada kesesuaian antara skill pegawai dengan bidang tugas yang sesuai. Penempatan staf yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu layanan akibat tidak diterapkannya sistem kepegawaian berbasis kompetensi.

7. Kemampuan berkomunikasi pustakawan yang tidak tepat.
Banyak keluhan pengguna yang timbul akibat kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Sebaliknya, banyak masalah yang dapat diselesaikan jika memiliki kemampuan komunikasi yang tepat, baik antar pustakawan maupun antara pustakawan dan pengguna.

8. Pustakawan yang kurang memiliki pengetahuan tentang pengelolaan perpustakaan.
Hal tersebut menyebabkan kurangnya pelayanan sehingga mengakibatkan generasi muda enggan untuk berkunjung ke perpustakaan dan pustakawan memiliki citra yang kurang baik. Salah satu contohnya, banyak perpustakaan yang mempunyai banyak buku tetapi administrasinya kurang baik, misalnya saja buku tidak dklasifikasikan. Hal ini akan menyulitkan pembaca untuk mencari buku yang diinginkan. Pustakawan sekarang tidak jauh beda dengan masyarakat pada umumnya. Ia dipekerjakan sebagai pustakawan, tetapi banyak dari mereka tidak memiliki dasar perpustakaan. Mayoritas pustakawan saat ini hanya mengerjakan tugas standar seperti klasifikasi, membuat katalog / kartu indeks, labeling tanpa dapat memahami kinginan pengunjung.

Friday, May 27, 2011

Studi Banding D3 Perpustakaan '09 UNS part II

Hari ketiga
Hari ini adalah hari pertama aku menghirup udara pagi di Jakarta. Hmm, rasanya berbeda kayak di kampung q yak, hehe. But, yasud lah. hehe. First destination today is Universitas Bina Rata PenuhNusantara (UBINUS). Perjalanan dimulai jam setengah 8. Tapi, macetnya itu lho. Gak nguatin. hadah. Sampe sana telat deh.

Baru keluar dari bis udah ngerasain panasnyoo Jakarta. Gosong dah ni muka. hemm. Ampe gedung UBINUS nya, wah, keren bo'. Kita disuruh kumpul naek ke lante 4/5 yak, lupa saya. hehe. Terus masuk ke ruangan yang di sana udah ada Mr. Oscar dan kawan-kawan. hhe. Jadi kayak gini toh pustakawan2 nya UBINUS, hehe. :)

Sambutan pertama oleh Mrs. Erna, beliau dulu GMnya Binus. Sambutannya bilingual bo', in Indonesian and english. Trus yang kedua oleh Mrs Riah. Beliau itu dosen ku. In english of course. hehe. And u know what who's the next? Its me. Ketua panitia ditunjuk buat kasih sambutan bhs inggris. Nervous dan bingung, jelass.

Suasananya kq mencekam banget yak, mana temen2 pada diem semua lagi, hadeh. kq jadi serius gini. Sampe di depan, rasanya kayak pengen beli bakso..hehe, lha abis sampe sana langsung laper aja bawaannya. Salah satu trik biar gak nervous yang kucoba waktu itu adalah gerak sana, gerak sini. (bentar2, ini mau nari apa mau kasi sambutan sih?) baru awal sambutan, udah minta maaf q sambil ketawa karena kelakuanku tadi. Tapi temen2 diem aja natap tajam setajam silet ke arahku(maav temen2 kalo saya kurang berkenan ^^'). Sempet juga ngebatin kenapa temen2 gak ada yg foto2in aku, padahal ini saat2 paling istimewa, hadudu (narsis? tetep, tapi gak kesampaian. haduh. Akhirnya selesai juga saat2 menegangkan ini.

Abis ntu, sesi penjelasan tentang apa itu perpust Binus. Nah, saat itu, GMnya, Mrs. Karen, dateng. Setelah Mr. Oscar ngasi penjelasan , Mrs. Karen pun ngasi penjelasan juga. In english of course. Sesi tanya jawabnya pun in english juga. haha, baru kali ini ngerasain atmosfir inggris yang kental banget. Setelah sesi tanya jawab selesai, kami diajak untuk ikut library tour disana.

Perpustakaan Binus, sudah dilengkapi teknologi RFID. Jadi, sistem sirkulasi koleksi semakin mudah dan sistem pengamanannya pun terjamin. Di sana, selain terdapat ruang untuk tempat koleksi, juga, ada ruang untuk diskusi, dan ada kantin mini di dalamnya. Keren yak. hehe.Setelah itu, kita berfoto2 bersama di depan perpustakaannya. That's all my sweetest moment for me in this morning (or afternoon? lupa. hehe)


Setelah dari Binus, perjalanan dilanjutkan ke Mahkamah Konstitusi. Sampai sana kita disambut langsung oleh sekjen MK, Bpk Djanedri M Gaffar. Acara dilanjut dengan presentasi pustakawan MK, dan abis itu kita diperlihatkan perpustakaan MK di sana. Kita makan siang di dome MK. keren banget. Bisa lihat monas dari ketinggian. Sayangnya waktu itu aku keburu waktu buat ke kamar mandi, jadi gak sempet foto-foto dengan background monasnya, haduh, nyesel ku.

Perpustakaan MK adalah perpustakaan hukum terlengkap di Indonesia. Teknologi yang digunakan sudah memakai teknologi RFID. Sehingga, keamanan koleksi terjamin. Semua masyarakat boleh menggunakan koleksi yang ada di sana, namun tidak boleh dibawa pulang. Ruang baca yang nyaman apalagi terdapat ruang baca di taman semakin menambah kenyamanan user dalam membaca koleksi di sana.


Abis dari MK, tujuan terakhir kita di Jakarta yaitu di Kick Andy. Syuting lagi bo', hehe. Sst, jangan bilang siapa-siapa kalo kita semua belon sempet transit untuk mandi. hehe. Dengan sekali semprot minyak wangi, badan pun fresh lagi. (Ceilee, sombong nian awak ni, hehe).

Sampai di sana, sambil menunggu syuting jam 7, kita dapet coffee break nih. Hadah, makan lagi ni aku. Makanannya enak sih, tapi gak aku habisin. Lha abis makan di MK, masak makan lagi. Masih kenyang nih. Gak ngebayangin nih ntar pulang ortu pangling gara-gara anaknya tambah gemuk. hehe. Trus di sela-sela nunggu, ada perfomance nyanyi dari temenku, mbak Dina. Suaranya keren bo'. Kapan yak ku bisa nyanyi seperti dia, (ngarep.com).

Syuting pun dimulai. Apesnya lagi, aku dapet kursi pojok pinggir atas. Haduh, feelingku kagak enak lagi nih. Gak bakalan kesorot lagi nih. Mana ac nya dingin banget lagi. Brr. Acaranya keren banget. Lucu lagi. Gak seperti yang kukira. hehe.

Setelah syuting, kita langsung transit ke hotel di Bandung. Nyampe sana jam 1 pagi. Rasanya capek banget. huft.
Good morning, sleep tight..
:)

Hari Keempat
Buenos dias..
Hola..
Nice morning in Bandung.
Adem banget, gak kayak di Jakarta walaupun di sini kagak pake ac. Tapi, aku sempet gak enak badan gara-gara kemaren mimpi buruk. Haduh, sudah sampe di negeri orang, tu mimpi buruk masi aja ngikutin. hmm.
Tujuan pertama hari ini ke SMA 3 Bandung. EsEmA nya berdekatan langsung dengan SMA 5.
Gedung SMA 3 ini masih bertemakan gedung-gedung kolonial Belanda. Perpustakaannya dikelola oleh 2 orang. Di sana ada ruang diskunyinya lho selain ruang baca. Yang unik dari perpustakaan ini yaitu buku-bukunya disusun menurut warna yang berbeda berdasarkan bidang ilmu. Jadi, koleksi yang disembunyikan bakal ketahuan.

Setelah itu, tujuan kedua kita adalah ke perpustakaan ITT (Institut Teknologi Bandung). Deket tempatnya ternyata, gak sampe berjam-jam. Karena perjalanannya tidak semacet Jakarta, kita sampe sana 1 jam lebih awal. Bisa istirahat nih, hehe.
Aku dan temenku, Anin langsung ke Mushola, karena udah waktunya sholat. Kita berdua nyari yang namanya masjid di mane. Tanya sana-sini akhirnya dapet tuh masjidnya. Sebelumnya sempet bingung masuknya lewat mana. Lha yang masuk cowok semua nda. Langsung berpikir kalo ITT ntu emang sekolah cowok. hmm. Perasaan dari tadi kagak ngeliat cewek yak. Didepan masjid ada penjual makanan. Sebelum kita nanya, eh dia udah jawab kalo tempat sholat cewek ntu lewat samping kanan. Yaudah deh kita muter terobos pager pula saking malu diliatin orang banyak. Hmm.
Abis solat kita balik ke bis, nanya ama ms biro, ada sisa makanan gak. Eh ternyata udah abis. Apes deh kita. Kemaren buang-buang makanan sekarang gak dapet. Lemess. Untung masnya baik hati. Kita ditraktir makan di kantinnya ITT. Kantin english bo'. Bakalan makan enak nih. :) Aku pesen spagheti temenku pesen ayam karaage. Hmm, yummy. Efek kesabaran mulai terasa :).
Saking asyiknya makan, ternyata temen-temen yang lain udah nyampe diatas. Jadi, kita cepet-cepet naek ke atas (kayaknya mulai laper lagi nih, hehe). Sampe sana udah dimulai presentasinya.

Perpustakaan ITT Telkom sudah menggunakan teknologi RFID. Suasana perpustakaan dan bentuk bangunan yang modern membuat user nyaman dalam menggunakan fasilitas yang ada.

Setelah dari ITT, kita langsung menuju tujuan terakhi kita. Yup, Cibaduyut. It's shopping time. :) Tapi, setelah jalan ke sana kemari, dapetnya cuman boneka ama jaket buat adekku, ama tas buatku. Pengennya sih beli sepatu, malah gak jadi. Haduh nyesel banget..

Saatnya pulangg.. Capek rasanya jalan-jalan. Kita sempet transit untuk makan malam. Disana sekalian perpisahan biro and sambutan panitia. Setelah itu ada games. Aku dapet doorprize isinya mangkok (padahal ngarep dapet lebih, hehe). Setelah itu penutupan disertai doa bersama oleh Pak Solikin. Nangis semua, termasuk aku. God forgive me, My parents forgive me too, please..
Abis itu kita pulang ke Solo. Badan gak keruan. Apalagi lewat jalan Nagrek. Pusing banget nih kepala. Mual. Untung sempet berhenti di tempat oleh-oleh. Jadi, bisa minum teh anget ama makan antimo. Hmm, jadi gak konsen beli oleh-oleh nih. Sampe di dalem bis langsung merem. Gak mau liat jalan. Lha pas liat kanan jalan aja ada truk terguling, padahal malem, gak ada penerangan, jalannya pas mendaki. Serem deh pokoknya. Pas bangun-bangun udah pagi ternyata. Mampir masjid sebentar untuk sholat shubuh. Abis itu lanjut perjalanan lagi. Sampe kampus jam 9.30.
Aku dijemput temenku kos. Sampe sana mandi bentar trus nganterin oleh-oleh ke perpustakaan. Tired. Tired. Tapi untungnya sudah selesai semua dengan lancar. Tak sia-sia perjuangan semua panitia. Good job, :).

I wanna that situation could happen again.
I'll miss that, when we laugh, breakfast, lunch, dinner, friendship, and all we did together.
gonna make it happen again.
:)


Sumber gambar: dokumentasi sendiri dan dari sie pubdekdok. :)





Monday, May 16, 2011

Studi Banding D3 Perpustakaan '09 UNS

Finally, we did it. :)
Setelah perjuangan yang panjang dan menyakitkan (lebay.com) hehe, akhirnya studi banding ini bisa terlaksana dengan baik.

Hari 1
Jadwal semula untuk berkumpul jam 09.30 menjadi molor sampai jam 11.00. Sebelum berangkat, kami semua diberi wejangan oleh Pak Alex, Kaprodi D3 perpustakaan agar membanggakan jurusan di mana pun kami berada. Sayangnya, beliau tidak bisa ikut dalam studi banding ini karena suatu hal. Jadi, yang akan mendampingi kami selama di sana yaitu Pak Solikhin, Bu Riah, dan Pak Daryono. Namun, Pak Daryono hanya bisa mendampingi pada hari ketiga.

Bus yang akan kami tumpangi yaitu 2 bis shark yang bergambar kartun warna-warni (Hadah, serasa anak TK ini kalo naek bis ini, hehe, but what so ever lah, hehe). Kebetulan aku naek bis 1, yang katanya anak bis 2, bisku lebih longgar, hehe. Karena aku mabuk darat, so, sebelum naek bis, makan antimo dulu (baca: makan kayak makan permen). Pahitnyoo..

Perjalanan kali ini mungkin akan jadi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Tapi aku yakin, banyak pengalaman indah yang dapat dipetik di sini. :)

Hari 2
Pagi-pagi sekali, kami sudah transit di SPBU. Untung sempat mandi di sana, kalau tidak kucel lah muka ni, hehe. Abis transit, perjalanan dilanjutkan ke perpustakaan rumah dunia di daerah Banten. Lama nian perjalanannya, mana belum dikasih sarapan lagi, hadeh.
Sampai di perpustakaan rumah dunia, baru deh makan-makan. Abis ntu, reportase dimulai. I'm ready :)


"Perpustakaan Rumah Dunia didirikan oleh Gol A Gong, seorang penulis yang karyanya banyak dipublikasikan ke mana-mana. Kekurangan fisik yang dimilikinya karena terjatuh dari sepeda di masa kecil, tak menghalanginya untuk berprestasi dan melakukan sesuatu yang berguna untuk sesama. Perpustakaan Rumah Dunia merupakan salah satu dedikasinya untuk masyarakat di sekitarnya. Gol A Gong berprinsip bahwa "iqro" yang artinya "bacalah" merupakan pondasi kesuksesan seseorang."



Setelah dari Perpustakaan rumah dunia, perjalanan langsung dilanjutkan ke studio Opera Van Java (OVJ). Ok, tujuan yang satu ini memang terkesan dadakan karena dalam rencana pun tidak dijadikan tujuan studi banding. Aku pun sempat terkejut (i was really surprised, bcoz noone told me and it didn't one of our plans).

Sampai di tujuan, aku pun sempat terbengong-bengong karena baru pertama kali masuk studio. (hadeh, tampang blo'onku kumat, ^^!) Yang paling bikin seneng ya karena habis ini syuting nda. Syuting perdana bo'. Walaupun cuma nonton doang and kenyataannya gak pernah nampang di kamera atw di layar kaca, hmm. But, it's ok lah.. Paling enggak bisa nonton live. hehe

Abis ke OVJ, rombongan meluncur ke studio hitam putih. Dan inipun bukan merupakan rencana studi banding kita. Shooting kedua ni (ceilee, sombong nian awak, hehe). Studionya terletak di daerah Pancoran dan kita dapet shift kedua. Nunggu lagi, mana entar hotelnya di daerah Jakarta utara lagi. Jauh nian. Hmm. Bintang tamunya Sandy Aulia. Dan aku pun tidak ke shoot lama lagi sebagai penonton. Hmm, efek dari sombong tingkat tinggi nih. Ampun Tuhan..


Hari 3
Setelah selesai dari studio hitam putih, kita langsung pulang ke hotel di daerah Mangga Dua. Rencana awalnya sih, abis dari Banten langsung shopping ke Mangga Dua. Tapi, gak jadi. Ya sudahlah. hehe. Aku dapet kamar berenam di lantai 7. Mana liftnya cuma ampe lantai 6 lagi. Kamar mandi di luar. Hadudu, antri mandi ni. Jam 02.00 pagi baru selesai mandi. Abis itu nyalain alarm karena harus antri mandi lagi, trus bobok dah. Sleep tight...

Bangun pagi kuterus mandi, hehe. Antri mandi lagi bo'. Brrr, untung ada hot water, jadi gak kerasa dingin padahal mandi jam 04.30. Mungkin pagi ini merupakan pagi terbersih ku karena gak sampe 5 jam udah mandi 2 kali. hehe. Abis mandi, terus sholat subuh, dan prepare buat perjalanan nanti.


to be continued







Friday, May 13, 2011

Lomba Blog Pekan Informasi Nasional 2011

Masih terlintas di pikiranku tentang lomba blog yang diadakan berkaitan dengan pekan informasi nasional tanggal 20-24 Mei ini. Awalnya sih coba-coba ikut pelatihan blog di puskom. hari Sabtu tanggal 14 Mei 2011. Sebenarnya aku masih capek karena kemaren Jumat aku baru pulang studi banding Jakarta Bandung. Tapi karena sudah janji ama temen kalo ikut, yasud lah. Janji harus ditepatin dong, hehe.

Sabtu-Sabtu gini kampus masih aja rame. Jadi, gak ngerasa sendiri aja disana (Hubungannya? hehe). Ternyata kita sudah telat 10 menit. Tapi untungnya belon dimulai, hehe. Karena untuk ikut lomba, kita disaranin pake blog uns, aku posting artikelku ya di blog ku yang uns. Di bawahnya dikasi badge pin. Temanya "Warna-warni Solo the spirit of Java". Nah, ada 2 seleksi lomba blog ini. Seleksi pertama akan disaring menjadi 50 peserta. Seleksi terakhir akan dipilih menjadi 3 peserta yang akan menjadi juara 1, 2, dan 3.

Guess what next, aku dan temenku termasuk yang lolos 50 peserta. Haduh seneng banget lah. Gak nyangka aja. hehe. Seleksi berikutnya temanya tentang Mangkunegaran performing arts(MPA). Jadi, kita disuruh buat artikel tentang MPA itu. Nah untuk itu, kita harus melihat MPA yang digelar Jumat 20 Mei kurang lebih pukul 19.30. Jelaslah harus lihat, kalo kagak mana bisa bikin artikel buat lombanya, hehe.

Aku kesana bareng ama ofiex, temenku. Saking rajinnya, jam 7 kurang udah ampe sana. Masih sepi banget. Haduh, terlalu rajin ya begini ni. hehe. Beberapa saat kemudian penonton mulai memadati kursi, bahkan ada yang berdiri karena tidak kebagian kursi. Untung dateng duluan, bisa milih tempat duduk aku. Hehe.
Acaranya seruu banget. Tarian-tariannya keren banget. The sweetest moment itu saat penari wanita duduk di paha penari pria. Pengeen, hehe. Bagian perangnya juga gak kalah keren, sama deh dagdigdugnya kayak film action. hehe. Abis acara selesai, kita sempet foto2 dulu (narsis tetep, (: ), trus pulang deh kita.

Paginya jam 9, kita blogging on the spot di taman budaya surakarta (TBS). Tempatnya itu persis di depan kos ku. Tinggal jalan juga nyampe. hehe. Acaranya disambut oleh Bapak, Tifatul Sembiring selaku menkominfo dan didampingi oleh Bapak Jokowi, walikota Solo. Selain blogging, di sana juga ada presentasi animasi juga. Pengumuman lomba blog akan diumumin 2 hari lagi. Tapi, hati dah mulai deg2an. hmm.

Hari yang ditunggu tiba. Aku dan temenku tidak jadi juaranya . :( Tapi, tak apalah. Banyak pengalaman yang diambil dari sini. Pokoknya, keep blogging :D


artikel solo spirit of Java
artikel Mangkunegaran Performing Art 2011

Friday, April 29, 2011

Indeks Jurnal ilmiah

Jurnal adalah terbitan berkala yang berisi artikel-artikel. Sedangkan jurnal ilmiah merupakan salah satu jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. jurnal ilmiah juga dapat berarti majalah yang khusus memuat artikel dalam suatu bidang ilmu tertentu. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasanya diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis. hal ini biasa disebut peer review (ulasan sejawat).


Friday, April 22, 2011

Citra Pustakawan Masa Kini

CITRA PUSTAKAWAN
  • Definisi Citra
Definisi citra menurut Bill Canton adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personil, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Jadi dapat disimpulkan, citra adalah kesan yang muncul karena pemahaman suatu informasi mengenai berbagai kebijakan, personil, produk / jasa suatu organisasi / perusahaan. Citra adalah realitas karena orang hanya dapat bereaksi terhadap apa yang mereka alami dan mereka rasakan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut.

  • Jenis Citra
Frank Jefkins dalam bukunya public relations (1984) dan buku lainnya essential of public relations (1998) mengemukakan jenis citra, antra lain: a. Mirror Image (Citra Bayangan) Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
b. Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. c. Multiple Image (Citra Majemuk). Citra majemuk yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita. d. Corporate Image (Citra Perusahaan). Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. e. Wish Image (Citra Yang Diharapkan). Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
  • Citra Pustakawan
Dalam permasalahan citra, menurut Cram ada beberapa komponen yang selalu dibicarakan berkaitan dengan profesi pustakawan, yaitu penampilan dan kepribadian, serta status dan gaji. Dua pasang kriteria tersebut selalu diperbandingkan dengan profesi lain. Sayangnya, kita selalu merasa berada di tingkat bawah. Padahal ada suatu keunggulan lain, namun tidak kita sadari, antara lain bahwa profesi kita merupakan profesi yang layak dipercaya. Buktinya pustakawan selalu berbicara sesuai dengan apa yang dia ketahui. Keadaan ini mengingatkan kita pada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa hanya orang yang berilmu yang akan menghargai ilmu. Hanya masyarakat terdidik yang akan menghargai pustakawan. Hal ini dikarenakan citra pustakawan merupakan cermin realitas bangsa. Citra pustakawan yang selama ini muncul diantaranya adalah:
a. Profesi pustakawan kurang diakui sepenuhnya oleh masyarakat
Profesi pustakawan di Indonesia relatif baru apabila dibanding dengan profesi lain seperti kedokteran, advokat, guru, wartawan, dan lainnya. Oleh karena itu wajar apabila dalam perjalanannya masih mencari bentuk dan menyesuaikan diri. Dalam proses ini dihadapkan pada beberapa kendala antara lain menyangkut pada pengakuan terhadap ilmu perpustakaan dan profesi pustakawan, rendahnya kinerja pustakawan, dan kurangnya perhatian pada perpustakaan.
b. Pustakawan sebagai orang yang tidak selalu memiliki gelar sarjana, apalagi master.
Faktanya, sebagian anggota masyarakat terdidik kita (baca: akademisi) juga masih ada yang memandang profesi pustakawan dengan sebelah mata. Sebagian yang lain berpandangan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan tidak harus menempuh jenjang pendidikan tinggi, seperti sarjana dan pascasarjana, namun cukup lulusan sekolah menengah dengan tambahan mengikuti kursus kepustakawanan selama satu atau dua tahun. Malah ada yang lebih ekstrim lagi cukup dengan mengikuti satu dua seminar/ pelatihan/ workshop kepustakawanan dan dengan bekal satu dua sertifikat saja mereka bisa dengan mudah menyandang titel pustakawan. Padahal untuk menjadi profesi pustakawan diperlukan berbagai keahlian khusus yang menunjang profesi tersebut. Yang tidak kalah menariknya adalah sebuah kenyataan bahwa keterpurukan citra pustakawan dirusak oleh “pustakawan” sendiri. Pada saat ini kita sedang menyaksikan sebuah fenomena yang memilukan, yaitu para pengelola perpustakaan merasa malu atau minder mengenalkan dirinya sebagai pustakawan. Sampai ada seseorang yang latar pendidikan sampai jenjang S2 perpustakaan, akan tetapi tidak digunakan untuk menunjang kariernya sebagai pustakwan, malah memilih menjadi peneliti pusdokinfo dengan alasan predikat peneliti lebih keren daripada pustakawan. Demikian juga di kalangan mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan, apabila ditanyakan tentang jurusan yang diambilnya, biasanya dengan malu-malu mengatakannya. Begitu juga banyak terjadi di perusahaan-perusahaan besar, bidang dokinfo—yang perpustakaan berada di dalamnya—menjadi bidang untuk menampung orang-orang “buangan.” Ditempatkan di bagian perpustakaan sama dengan dimasukan kedalam “peti mati” atau karirnya telah berakhir. Citra tersebut bisa dirubah karena menarik tidaknya profesi pustakawan tergantung pada diri pustakawan itu sendiri. Sebab secara formal pemerintah telah mengakui dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara (Menpan) Nomor:33/Men/Pan/1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian direvisi menjadi SK Menpan Nomor:132/Kep/M/Pan/12/tahun 2002. Selain itu pustakawan telah memiliki organisasi profesi sebagai wadah yang menampung, merespon, membela, menyalurkan, membina dan mengembangkan anggotanya, baik dalam ruang lingkup nasional yang bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Congress of South East Asean Librarians (Consal) untuk tingkat regional, maupun tingkat internasional yang bernama International Federation of Library Associations (IFLA), serta masih banyak forum atau organisasi yang lain.

c. Tunjangan untuk pustakawan sedikit
Pemeritah menghargai pustakawan sama halnya dengan masyarakat umum. Dari semua jenis fungsional yang ada, pustakawan berada pada “kasta” yang paling rendah, tentu saja dengan tunjangannya pun yang paling sedikit. Berikut ini merupakan perbandingan tunjangan jabatan berdasarkan jenis jabatannya, yaitu: No. Jenis Jabatan Jenjang Jabatan Tunjangan Jabatan 1 Peneliti Utama 1.118.000 2 Perencana Utama 1.118.000 3 Perekayasa Utama 1.118.000 4 Pranata Komputer Utama 1.000.000 5 Perpustakaan Utama 500.000 6 Arsiparis Utama 500.000 Sumber: diolah dari Profil Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Badan Kepegawaian Negara, 2004. Sedangkan sekarang menurut perpres nomor 47 tahun 2007 tentang jabatan fungsional pustakawan, tunjangan untuk pustakawan sudah bertambah menjadi 700.000.


d. Penampilan Pustakawan
Pustakawan dalam melayani pengunjung / pengguna perpustakaan, dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin, karena penampilan merupakan hal yang pertama dilihat oleh pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan awal yang baik, akan memberikan kesan pertama yang baik pula terhadap pengunjung / pengguna perpustakaan,sehingga akan timbul rasa kagum, simpati, dan hormat terhadap pustawawan/karyawan perpustakaan. Dengan penampilan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif. Hal ini dikarenakan penampilan merupakan citra perpustakaan dimata pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan yang baik, citra atau image perpustakaan juga akan baik, demikian pula sebaliknya.
Dalam prakteknya, penampilan seseorang tidak dapat dibohongi, artinya penampilan tidak dapat dibuat-buat namun harus dihayati dan dilakukan dengan penuh keikhlasan (kerelaan), Hilangkan rasa keterpaksaan dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, karena hal ini akan mengakibatkan penampilan menjadi tidak baik.



DAFTAR PUSTAKA

Oliver, sandra. 2007. Strategi public relations. Jakarta: erlangga.

Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2008. Dasar – dasar public relations: Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudarsono, Blasius. 2006. Berkaca sebelum keluar rumah: refleksi diri pustakawan dalam Antologi kepustakawanan Indonesia (hal. 74-84). Jakarta: IPI.

__. __. Membangun citra pustakawan Indonesia. http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/membangun-citra-pustakawan-indonesia?showall=1. Diakses tanggal 27 April 2011

__. __. Citra Pustakawan. http://celotehaziz.blogdetik.com/tag/citra-pustakawan/. Diakses tanggal 27 April 2011.


Saturday, March 26, 2011

STUDI PERBANDINGAN PROFESI PUSTAKAWAN DENGAN PROFESI DOKTER

TUGAS ETIKA PROFESI

STUDI PERBANDINGAN PROFESI PUSTAKAWAN DENGAN PROFESI DOKTER

DISUSUN OLEH:

NAMA : INTAN PERMATA SARI

NIM : D1809032

PRODI : D3 PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011



BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Walaupun profesi merupakan pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya. Jadi, setiap profesi itu khas dan berbeda antara profesi yang satu dengan profesi yang lain.

Makalah ini akan membandingkan tentang profesi antara profesi pustakawan dengan profesi dokter. Walaupun profesi pustakawan dan dokter sama – sama bergerak dalam bidang pelayanan jasa, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik profesi pustakawan dan dokter?

2. Apa saja persamaan profesi pustakawan dan dokter?

3. Apa saja perbedaan antara profesi pustakawan dan dokter?

C. TUJUAN

1. Untuk menjelaskan karakteristik profesi pustakawan dan dokter.

2. Untuk menjelaskan persamaan profesi pustakawan dan dokter.

3. Untuk menjelaskan perbedaan profesi pustakawan dan dokter.



BAB II

PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PROFESI PUSTAKAWAN DAN DOKTER

Semua profesi disebut pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan disebut profesi. Semua profesi memiliki karakteristik khusus yang membedakan antara profesi yang satu dengan yang lain. Begitu pula dengan profesi pustakawan dan profesi dokter. Berikut ini merupakan daftar dari karakteristik profesi, yaitu:

Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis.

Profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktek.

Ketika melanjutkan kuliah di jurusan perpustakaan, kita pasti akan dibekali berbagai pengetahuan tentang perpustakaan tersebut dan hal – hal lain yang mendukung dalam melakukan profesi itu kelak seperti kehumasan, etika profesi, dan lain sebagainya. Teori-teori yang diberikan diharapkan dapat menunjang dan membantu dalam praktek yang sebenarnya kelak.

Begitu pula dengan profesi dokter. Sebelum jdi dokter, kita disyaratkan untuk bersekolah di jurusan kedokteran. Jadi, tidak sembarang orang bisa menjadi dokter. Di dalam perkuliahannya juga diberikan materi – materi yang mendukung bila nanti menjadi dokter.

Asosiasi profesional.

Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.

Pustakawan memiliki ikatan / asosiasi tingkat nasional maupun internasional. Asosiasi tingkat nasional di Indonesia bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Asosiasi tingkat regional bernama Congress of Southeast Asia Librarians (CONSAL). Sedangkan asosiasi internasionalnya bernama International Federation of Library Association (IFLA).

Ikatan Pustakawan Indonesia memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD dan ART) yang berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan profesi dan sebagai anggota dari IPI tersebut. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga itu terdiri dari sepuluh bab yang masing – masing dijelaskan dalam pasal – pasal. Anggaran dasar berisi tentang nama, kedudukan, waktu, azas, sifat, lambang, bendera, tujuan, kegiatan, struktur organisasi, keanggotaan, permusyawaratan, kuorum hak suara, keputusan, dana, perubahan anggaran dasar, dan perubahan organisasi. Anggaran rumah tangga berisi tentang nama, lambang, bendera, organisasi, keanggotaan, hak dan kewajiban anggota, pemberhentiaan anggota, pertemuan, dana, perubahan dan pembubaran, dan penutup.

Profesi dokter pun mempunyai asosiasi yang diorganisasi sendiri oleh para anggotanya. Asosiasi itu bernama Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Cabang dari IDI tersebut adalah Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI). Dokter Keluarga adalah dokter praktik umum yang berhak untuk menjadi penyedia pelayanan kedokteran di tingkat primer bagi pasien-pasien yang tergabung dalam suatu perusahaan asuransi kesehatan.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga IDI pun hampir sama dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga IPI, meliputi segala hal yang berhubungan dengan ikatan tersebut dan pedoman dalam menjalankan profesinya.

Pendidikan yang ekstensif.

Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan yang ditempuh harus sesuai dengan apa yang akan dijadikannya profesi.

Kita harus menjalani pendidikan dalam bidang pustakawan baik formal maupun informal untuk bisa meraih profesi pustakawan. Pada mulanya persyaratan untuk menjadi pustakawan melalui pendidikan formal ilmu perpustakaan, minimal D2 ilmu perpustakaan. Sedangkan pendidikan non formalnya dapat melalui diklat penyetaraan.

Untuk menjadi seorang dokter, lulusan Sekolah Menengah Umum mengikuti Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) di Institusi Pendidikan Dokter yang ada di Indonesia. Bentuk kurikulum program studi dokter saat ini adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang terdiri atas 3 tahap yaitu tahap pendidikan umum (1 semester), tahap pendidikan ilmu kedokteran (minimum 6 semester) dan tahap pembelajaran klinik (minimum 3 semester). Secara keseluruhan untuk mencapai gelar dokter dibutuhkan minimum 10 semester pendidikan.

Kode etik.

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Kode etik ini dibuat berdasarkan dengan kriteria dari profesi masing – masing dan menjadi acuan moral bagi anggota dalam melaksanakan profesi.

Pustakawan adalah seorang yang berkarya secara profesional di bidang perpustakaan dan dokumentasi, yang sadar pentingnya sosioalisasi profesi pustakawan kepada masyarakat luas, dan perlu menyusun etika sebagai pedoman kerja. Prinsip yang tertuang dalam kode etik ini merupakan kaidah umum pustakawan Indonesia, yaitu tentang kewajiban pustakawan dan sanksi apabila melanggarnya. Kewajiban pustakawan meliputi kewajiban terhadap bangsa dan negara, masyarakat, profesi, rekan sejawat, dan profesi.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) merupakan pedoman bagi dokter Indonesia anggota IDI dalam melaksanakan praktek kedokteran. KODEKI yang ada saat ini perlu disesuaikan lagi dengan situasi kondisi yang berkembang sesuai dengan pesatnya kemajuan Iptekdok dan dinamika etika global yang ada. Isi kode etik tersebut hampir sama dengan kode etik pustakawan, meliputi kewajiban seorang dokter terhadap pasien, rekan sejawat, dan diri sendiri.

Layanan publik

Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik. Pustakawan pun melayani publik dalam hal pencarian informasi. Sedangkan layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

Status dan imbalan yang tinggi.

Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

Di Indonesia, profesi pustakawan “kurang dianggap” sebagai status yang prestise walaupun di luar negeri, profesi ini disetarakan dengan profesi dokter ataupun guru. Kenyataannya, profesi ini belum memasyarakat di Indonesia dan masih dianggap profesi yang hanya bertugas melayani sirkulasi dan menjaga buku. Padahal tugas pustakawan lebih dari itu. Mereka bertugas mulai dari pengadaan bahan pustaka, pengolahan, sampai stock opname.

Profesi dokter di Indonesia dianggap sebagai profesi yang prestise. Namun akhir – akhir ini citra dokter agak menurun karena disebabkan oleh kasus – kasus mal praktek. Walaupun pada kenyataannya tidak semua dokter melakukan demikian.


PERSAMAAN PROFESI PUSTAKAWAN DENGAN PROFESI DOKTER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pustakawan adalah orang yg bergerak dalam bidang perpustakaan; ahli perpustakaan. Sedangkan dokter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran.

Jadi, dapat disimpulkan persamaan antara profesi pustakawan dengan dokter adalah :

Harus mengikuti pendidikan khusus untuk mendapatkan profesi tersebut.

Persyaratan untuk menjadi pustakawan melalui pendidikan formal ilmu perpustakaan, minimal D2 ilmu perpustakaan atau diklat tentang ilmu perpustakaan. Sedangkan untuk menjadi seorang dokter, lulusan Sekolah Menengah Umum mengikuti Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) di Institusi Pendidikan Dokter yang ada di Indonesia.

Memiliki asosiasi profesional yang diorganisasi sendiri oleh para anggotanya.

Asosiasi pustakawan di Indonesia bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI). Asosiasi tingkat regional disebut Congress of Southeast Asia Librarians (CONSAL). Sedangkan asosiasi internasionalnya disebut International Federation of Library Association (IFLA). Asosiasi dokter di Indonesia bernama Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Cabang dari IDI tersebut adalah Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).

Bergerak dalam bidang pelayanan publik.

Pustakawan bergerak dalam bidang pelayanan jasa informasi. Pustakawan wajib melaksanakan pelayanan perpustakaan dan informasi kepada pengguna secara cepat, tepat, dan akurat sesuai dengan prosedur pelayanan perpustakaan. Hal ini bertujuan agar masyarakat up to date terhadap perkembangan informasi yang hadir saat ini. Hal ini diharapkan secara tidak langsung dapat membantu pembangunan Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Profesi dokter memberikan pelayanan publik yaitu dengan berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya taraf kesehatan masyarakat diharapkan tujuan pembangunan Indonesia dapat tercapai.

Memiliki kode etik yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan profesi tersebut.

Prinsip yang tertuang dalam kode etik ini merupakan kaidah umum pustakawan Indonesia, yaitu tentang kewajiban pustakawan dan sanksi apabila melanggarnya. Begitu pula dengan kode etik profesi dokter yang biasa disingkat KODEKI. Isinya juga digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan profesi tersebut.


PERBEDAAN PROFESI PUSTAKAWAN DENGAN PROFESI DOKTER

Terdapat perbedaan yang sangat signifikan walaupun keduanya sama – sama merupakan salah satu dari berbagai profesi. Perbedaan tersebut ialah tentang :

Kualifikasi calon profesi

Semua lulusan dari berbagai jurusan dapat menjadi pustakawan setelah mengikuti pendidikan non formal berupa diklat . Hal ini sangat bertentangan dengan karakteristik dari sebuah profesi bahwa untuk mendapatkan sebuah profesi, harus melalui pendidikan yang ekstensif dan ketrampilan khusus. Namun pada kenyataannya, peraturan yang ada di Indonesia mengatur tentang syarat menjadi pustakawan seperti itu. Hal ini mengakibatkan citra pustakawan menjadi kurang baik karena dianggap tidak profesi yang “tidak eksklusif” karena semua orang dari berbagai jurusan dapat menjadi pustakawan.

Dalam profesi dokter, hanya lulusan dari pendidikan dokter yang bisa menjadi dokter. Namun, sebelum menjadi dokter, mereka harus melalui berbagai tahap uji kompetensi yang diadakan oleh asosiasi mereka. Jadi, tidak sembarang orang bisa jadi dokter. Hal ini menambah prestise dan citra profesi tersebut di mata masyarakat.

Pendidikan sebelum mendapatkan profesi tersebut

Untuk menjadi pustakawan dapat ditempuh dengan 2 jalur pendidikan, yaitu secara formal dan non formal. Pendidikan formal yaitu dengan menempuh pendidikan ilmu perpustakaan minimal D2 perpustakaan. Sedangkan pendidikan nonformal nya, semua lulusan dari berbagai jurusan dapat melalui penyetaraan dengan mengikuti diklat yang biasanya diselenggarakan oleh IPI.

Untuk mendapatkan profesi dokter, pendidikan yang ditempuh hanyalah jalur formal saja. Seseorang harus menempuh pendidikan kedokteran selama minimum 10 semester, yang meliputi tahap pendidikan umum (1 semester), tahap pendidikan ilmu kedokteran (minimum 6 semester) dan tahap pembelajaran klinik (minimum 3 semester). Setelah itu, mereka harus mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang diselenggarakan oleh Komite Bersama Kolegium Dokter Indonesia (KDI) di bawah IDI dan seteah lulus memperoleh Sertifikat Kompetensi Dokter. Setelah memperoleh Sertifikat Kompetensi Dokter, seorang dokter lulusan KBK dapat mengikuti program internship selama 1 tahun. Program internship diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Dokter yang telah selesai mengikuti program internship berhak untuk mengajukan Surat Ijin Praktik secara mandiri. Dokter yang telah mengikuti program internship dapat memilih jalur karier praktiknya. Jadi, untuk mendapatkan profesi dokter itu tidak lah mudah. Dibutuhkan beberapa tahap untuk mendapatkan profesi tersebut.



BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Karakteristik dari profesi pustakawan dan dokter antara lain keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoritis, asosiasi profesional, pendidikan yang ekstensif, kode etik, layanan publik, dan status dan imbalan yang tinggi.

Persamaan profesi pustakawan dengan profesi dokter yaitu sama – sama harus mengikuti pendidikan khusus untuk mendapatkan profesi tersebut, memiliki asosiasi profesional yang diorganisasi sendiri oleh para anggotanya, bergerak dalam bidang pelayanan publik, dan memiliki kode etik yang berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan profesi tersebut.

Perbedaan antara profesi pustakawan dan profesi dokter terletak pada kualifikasi calon profesi dan pendidikan sebelum mendapatkan profesi tersebut.

SARAN

Kepada IPI, diharapkan peraturan profesi pustakawan dapat dibuat lebih eksklusif tentang calon profesi seperti profesi dokter.

Kepada masyarakat, hendaknya tidak memandang sebelah mata terhadap berbagai profesi yang ada di Indonesia ini.



DAFTAR PUSTAKA

Hermawan S, Rachman & Zen, Zulfikar. 2006. Etika Kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap profesi dan kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.

http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi diakses tanggal 12 Maret 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Dokter diakses tanggal 12 Maret 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pustakawan diakses tanggal 12 Maret 2011.

http://www.ilunifk83.com/t130-kode-etik-kedokteran-indonesia diakses tanggal 12 Maret 2011.